Senin, 24 November 2014

Hujan bersama Aida

Hujannya deras dan cuaca yang gelap menghantarkan kabar pilu, teman anakku kabur dari rumah.... pergi membawa kesedihan yang ditahan berlarut-larut. Diantara kecewa dan pilu, dia lebih memilih berbagi bersama awan gelap dan tangisan hujan.

Kekecewaannya terlalu mendalam, seorang bocah kelas 4 sd...sudah terlalu berat memikul kekecewaan bundanya yang acap kali mengeluh dan menekannya. Bukan hanya lontaran bicara, tapi amukan masa disampaikan didepan kawan sekolahnya, sebab bunda bila kecewa dibagikan kepada kawan sekolah Aida.

Sebut saja namanya Aida, dia sama seperti gadis se usianya yang berkembang dengan rona manja dan rengekan. Tapi buat Aida rengekan tidk boleh berkepanjangan.

Sudah sekian kali Lani bercerita tentang kawan sekolahnya, dari kekecewaan, perkelahian sampai pukulan bunda Aida yang dilakukan didepan umum lingkungan sekolah.

Acap kali lani bercerita, aku seoerti merasakan kesedihan dan kecewanya. "Mah, Aida dibanting tadi! Aku lihat, teman-teman juga!"

Bagiku ini sudah sangat fatal, karena dilakukan didepan kawan-kawannya, bagaimana jadi bila dirumah?!...

Aida, mama Lani...persilahkan kamu kesini, nak!...kerumah kami...berbagi tempat tidur  bersama lani...daripada berbagi dengan hujan.

Aku siap hadapi bunda mu, nak!  Aku paham kekecewaan tapi tidak seharusnya seorng ibu tumpahkan kecewa dengan berbalik pukulan emosi yang berlarut kecewa...dwngan oujulan hingga Aida marah bersama hujan..

Ya Allah jaga Aida dalam kedinginannya, dalam kecewanya, sadarkan bundanya yang kecewa...bahwa tidak semestinya berbagi kecewa kepadamu, nak!

*lanjut nanti

0 komentar: