Rabu, 31 Desember 2014

Tutup tahun 2014

Rabu menyenangkan buat kami, papa minta ditemani kunjungan kerja ke Bogor, dengan gaya terkejut Miki katakan: "apa ke Jongggol? Asiiik"...

Hihihi..tiap kali saya bilang Bogor pasti dia nyambung Jonggol,  inget wak waoow katanya. Tepat jam 11.00wib kami jalan, berpamitan sm mbak Firo (pembantu kami uang berasal dari Madura), senyuman sipu mba Firo berikan buat Emily yang jail dengan gaya pamitan mulutnya dimanyunin...hahaha....

Malam ini tahun baru, bertepatan dengan berita duka Kecelakaan Air Asia 8501, luruh hati membaca setiap berita yang ditayangkan dengan kegetiran up date, dari kehilangan kabar pesawat, pencarian sampai ditemukan. Kami jadi mengingat seminggu sebelum kejadian Miki sempat sampaikan ketakutan naik pesawat sewaktu ke Jogja, "gimana kalo pesawatnya jatuh ke air? Aku takut gimana kalo keabisan bensin di atas? Aku ngak mau!" Ketakutan-ketakutannya saya coba luluhkan dengan meyakini insaaAllah diberi selamat pulang pergi. Alhamdulillah mereka semua luluh dan mau beradaptasi didalam pesawat yang kami tumpangi yaitu Lion dan Batik untuk pulang dan pergi.

Tetapi bagaimana bila kami bagian dari musibah, Ya Allah engkau pemilik ketentuan. Saat ini saya hanya mampu berdoa dan mendoakan untuk diberi ketabahan bagi korban musibah serta pihak-pihak yang membantu evakuasi pesawat hingga ditemukan dan diberi kesabaran dalam prosesnya.

Jelang tahun baru, bersyukur tak terhingga masih diberi kelengkapan dalam keluargam bisa menemani papa dinas akhir tahun ke Bogor serta menikmati makan siang bersama. Membawa oleh-oleh untuk keluarga dan satpam komplek. Bersyukur tak terhingga kebersamaan kami makin erat dan semakin lumer, papa semakin bijaksana. Menemani kami dengan kesabaran. Menyediakan banyak waktu bersama keluarga.

Terima kasih Allah untuk tutup tahun yang membahagiakan dengan makan siang bersama, tanpa ada beban dimeja makan. Kami bersatu sebagaimana layaknya dalam keluarga.

Jelang Ashar kami sempatkan silaturahmi ke rumah ustadt di Depok. Ustadt yang memberikan siraman kekuatan ketika kami dilanda gundah beberapa tahun lalu. Silaturahmi ini tetap kami bina karena kami yakini ada berkah ditiap perjumpaan.

Magrib pun tiba, awalnya ragu berkumpul dirumah orangtua tetapi hasrat ini dan anak-anak mengharapkan berkunjung dirumah omah-opah, kami iyakan dengan tujuan kumpul bersama. Tidak ada uang perlu dirayakan, hanya berkumpul bersama dan mengunjungi mama dan papa.

"Mama sakit, tadi kedokter tutup jadi papa beli obat. Udara dingin buat mama agak meriang." Meski kami sudah paham memang kondisi mama sering kali begini kalau udara tidak bersahabat, apalagi diwaktu hujan. Saya tawarkan papa dan mama untuk ke dokter di antar a Teguh, dan papa Teguh tidak keberatan. Sekian hal yang buat saya luluh dengan suami saya, begitu perhatian dan kasihnya dia bersedia hingga tawari makanan dan apa saja maunya mama supaya mama sehat.

Tanpa berpikir panjang sewaktu mama katakan mau wedang jahe, langsung papa teguh pergi membeki ke supermarket, sebaliknya tidak tanggung-tanggung dibawakannya seplastik besar beranekaragam wedang jahe buat mama, bahagianya mama dengan perhatian memantu mama, pasangan saya...

Love you all....

0 komentar: