Diskusi Budaya Tentang Islam di Amerika Bersama Imam Shamsi Ali, berserta Ustadt Aa Gym dan Ustadt Yusuf Mansyur
Sudah semestinya umat Islam di Indoensia berbangga hati sebagai umat Islam terbesar didunia dengan jumlah penduduk mayoritas Islam, memiliki tokoh pemuka agama Islam berdarah Makasar-Indonesia telah turut serta dalam membesarkan agama Islam dinegeri adidaya, Amerika Serikat. Negara yang terkenal dengan paham sekuler dan liberalisme, tetapi justru memberikan kebebasan seluruh penduduknya disana untuk saling berinteraksi dan kebebasan berekspresi serta mengemukakan pendapat tanpa kebablasan. Tepat tadi siang pada pukul 14.00wib, di selengarakannya acara Dialog Budaya oleh Kedutaan Amerika Serikat yang bertempat di Audiotarium Budaya @america, Pasific Place lt. 3, dengan menghadiri Imam besar Masjid di New York, Amerika Serikat yaitu Imam Shamsi Ali, berserta dua Diva pemuka agama Islam di Indonesia Aa Gym (Abdullah Gymnasiar) dan Ustadt Yusuf Mansyur.
Diawali dengan penyampaian kata sambutan pembuka oleh Mr. Eric (perwakilan Kedutaan AS untuk Indonesia), menyampaikan kebahagian dan keterbukaannya untuk menyelenggarakan acara dialog budaya dengan nara sumber yang sudah tidak asing lagi dinegara AS, yaitu Imam Shamsi, dahulu ketika peristiwa pemboman WTC merupakan perwakilan doa bersama dari 3 agama, ketika itu mengenang peristiwa kesedihan pemboman WTC atas undangan George W. Bush (Presiden AS ke 43). Dengan riwayat kegigihan seorang Imam Shamsi untuk memperjuangkan kebesaran Islam Indonesia yang berkarakter dan berakhlak menjadikan Islam semakin dikenal lebih jauh dan lebih baik lagi, serta dengan pendekatan dialog antara perbedaan agama. Imam Shamsi sebagai pencetus Interfaith Dialogue antara umat muslim dan Yahudi dan agama lainnya memberikan kehangatan komunikasi antara perbedaan pemeluk agama, yang justru menjadikan Islam lebih dikenal dengan keindahannya.
Ditambah dengan kehadiran Aa Gym dan Ustadt Yusuf, semakin menambah animo Islam lebih berwarna dan semakin Indah, dilihat dari sisi Tasawuf dan makna Sadaqoh. Audiance dibawa dalam cerita dari masing pembicara yang telah memiliki pengalaman dalam perjalanannya di Amerika,hingga menjadikan gambaran besar bahwa Amerika yang selama ini didengungkan oleh pemikiran tertentu bahwa dengan memaknai Islam adalah teroris atau mengecilkan kebebebasan umat Islam untuk berkembang meski diperbaiki pemikiran tersebut, karena justru sebaliknya. Bangsa Amerika yang lebih dikenal cuek ternyata memiliki ketetarikan tinggi dan sebagian penduduk disana justru memiliki rasa ingin tahu, serta ingin mempelajari lebih jauh tentang Islam seutuhnya.
Mengutip ucapan Imam Shamsi Ali: "Muslim di Amerika harus merasa Amerika adalah bagian Integral dari kepemilikan umat Islam, dan Islam mendukung kemajuan". ditambahkannya bahwa di Amerika semua adalah pendatang, penghuni aslinya adalah Indian Amerika, maka siapapun yang tinggal disana memiliki kebebasan yang sama untuk memajukan agama dan negara sesuai dengan visi misinya masing-masing dengan kebebasan, terpenting adalah kebebasan yang tidak kebablasan.
Dengan silaturahim Aa Gym berserta Ustadt Yusuf Mansyur memberikan cahaya Islam yang lebih menderang dibarengi dengan usaha dan kinerja Yusuf Mansyur atas tekadnya akan menjalankan sistem untuk membesarkan Islam di AS, membekali generasi penerus tentunya dengan dukungan bersama dan diiringi kesempatan besar yang diberikan kedutaan besar AS di Indonesia yang turut andil memberikan peluang emas bagi kebesaran Islam disana. Dengan gaya gaul serta sederhana, ustadt Yusuf mengatakan: "nantinya sistem-sistem akan membangun rumah Tafhiz dengan mimpi hingga ke 50 negara bagian, serta membesarkan masjid bersama umat Islam yang berakhlak, mengantarkan imam masjid-imam masjid penerus membawa oase perkembangan Islam.
Penjelasan dan berbagi cerita oleh Aa Gym menjadikan Islam berciri murah tersenyum dan pasrah (dalam arti ridho Allah ketika sudah berusaha dan membawa agama dalam Akhlakul Kharimah), pengalaman dan candaan Aa Gym menceritakan sifat dan sikap bangsa Amerika yang telah memiliki sifat Islami bahkan lebih Islami dibandingkan umat Islam yang hanya mengatakan dirinya Islam. Pengalamannya ketika kegemaran berkuda Aa tetap dilakoni di AS, ketika ingin berlatih, dengan mimik dan keseruan cerita menunjukan kagetnya ketika pelatih berkudanya adalah sesorang nenek senja, memberikan training awal agar mendahulukan akhlak terhadap binatang dengan sikap menyayangi binatang/kuda terlebih dahulu dengan ketulusan, hal ini persis seperti yang diceritakan sahabat Rosullulah SAW, bahwa Rosulullah menegur mereka/para sahabat yang telah asik mengobrol diatas pundak kuda dengan mengatakan seharunya turun, justru menyiksa kuda berada diatasnya hanya untuk bercakap-cakap.
Dari sharing pengalaman oleh para pembicara selama berada di negeri paman Sam terutama sekali bagi Imam Shamsi Ali yang sudah menetap belasan tahun bersama keluarganya disana dan telah berbagi cerita didalam buku Imam Shamsi Ali-Menebar Damai Di Negeri Barat-penulis Julie Nava, membawa Islam dalam keindahan bersilatirahim dan oase baru untuk umat Islam di Indonesia sendiri agar lebih memahami Islam lebih dalam dan menjadikan lebih berkarakter dan mengenal lebih jauh kondisi serta proses perkembangan Islam di negeri barat, New York pada khususnya. Atas usaha dan jerih payah selama beberapa tahun kebersamaan, membawa Islam memiliki libur Idul Fitri dan Idul Adha untuk kawasan New York City, itu merupakan usaha luar bias. Apalagi dengan kebersamaan saling merangkul diantara Aa Gym serta Yusuf Mansyur berserta tokoh Islam Indonesia besar lainnya membawa Islam lebih ramah di iringi silaturahim diantara perbedaan pemeluk untuk lebih saling menghargai dan menjaga privasi masing-masing, seperti halnya sifat dan karakter bangsa Amerika itu sendiri secara umum atas penyampaian Imam Shamsi, bahwa Islam berkarakter menjadikan perilaku dan akhlak serta sikap yang lebih baik.
dokpri. photo bareng Imam Shamsi (Titin, Levin, Imam Shamsi, Suci R) |
0 komentar:
Posting Komentar