Liburan seru ke Bandung, jangan
lupakan keseruan menjelajah kawasan Dago dan sekitarnya. Awalnya nggak nyangka
ditengah Dago terdapat Hutan kecil tropis, yang di penuhi dengan pohon-pohon
tinggi dan rindang. Kawasan ekosistem yang dirawat dan di jaga oleh pemerintah
setempat. Satu di antara tempat wisata hutan rindang nan indah di kawasan utara
kota Bandung nan nyaman. Patut di jadikan kawasan wajib di kunjungi jika berada
di kisaran Bandung. Ternyata untuk kesana sangat mudah akses berkunjung,
kisaran 30 menitan untuk sampai kesana dari area perhotelan Dago. Di liburan
lebaran pekan lalu, meski banyak pengunjung lokasi tetap bersih dan nyaman.
Petugas-petugas area wisata sigap mengatur kendaraan yang hilir mudik ingin
memarkir kendaraan. Jika ingin mengakses informasi wisata ini lewat informasi
online di dapat:
Nama wisata : Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Alamat : Jl. Ir. H. Djuanda No 99 Dago
No. Telp : 022 -2155895
Jam buka : Senin – Minggu (dari jam: 08.00 – 17.00)
Note: tapi ada juga lho yang
datang sore hari, mereka sepertinya ingin menikmati wisata ke goa malam hari,
lebih terasa seramnya!
Sesampai di lokasi, dapat di
nikmati keindahan hutan rindang yang dipenuhi pohon pinus dan pohon menjulang
tinggi lainnya, terasa segarnya. Menurut info hutan rindang Taman Hutan Raya
Pakar ini dijadikan taman wisata hutan pertama di Indonesia oleh Presiden
Soeharto. Bikin kagum ketika berada disana. Wisata murah meriah dengan di
hitung Rp. 10000/per-orang dengan fasilitas taman serta arena bermain yang
difasilitasi oleh grup Campina menjadi makin menawan. Bersyukur pula pengunjung
turut serta menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Nggak perlu khawatir sama
perbekalan cemilan/snack dan saudara-saudaranya, hem... disana banyak banget di
jajakan makanan kecil hingga makan yang mengenyangkan. Soal harga! Nggak perlu
khawatir dari harga Rp.1000an gorengan gurih, renyah dan hangat di jajakan
disana. Sampai makanan yang mengasikan. Ada jagung Bakar, kue pancong, bandros,
dan teman-temannya. Pokoknya asik dan menyenangkan. Buat para orangtua duduk
asik makan-makan bisa sambil lihatin anak-anak di arena bermain sebelum atau
sesudah menjelajah ke Goa.
Oiya, buat yang nggak mau capek.
Disana pun di sediakan fasilitas oleh penduduk setempat berupa jasa ngojek,
atau penyewaan motor/sepeda buat memudahkan akses ke lokasi.
Pengen tahu juga biayanya, iseng
tanya penjaja jasa didapat infonya berikut. Untuk sewa ke Gua biaya sewa,
kisaran:
Tanpa supir ojeg Rp. 100.000-150.000 ke lokasi
bebas hingga 1 jam
Dengan Supir Rp. 50.000 – 100.000
Sepeda Rp. 10.000
Berkuda Rp.
30.000 (kebenaran anak-anak ikut menikmati perjalanan berkuda)
Jarak
dari Gua Belanda ke loket pintu masuk, lumayan murah dengan jarak kisaran 2 km
berbatu dan tidak rata.
Sebelum menjajakan kaki ke lokasi
goa, sempatkan untuk menikmati indahnya hutan pinus, bisa dijadikan lokasi
pemotretan alami. Di atas pohon menjulang tinggi dengan bebasnya monyet-monyet
kecil turut serta menikmati kehadiran pengunjung dari pohon tinggi, cukup banyak
jumlahnya. Semakin terlihat alami. Ketika ingin kelokasi goa Jepang, jalanan
yang dilalui begitu indah, arena yang bisa dijadikan untuk berjalan sambil
berolah raga sehat. Lokasi goa terawat, bagi yang ingin melihat di kegelapan
dapat menyewa senter dengan biaya Rp. 5000/buah. Awalnya takut dan khawatir ada
apa-apa didalam, sesampai dibagian dalam lokasi. Melihat kebawah batu-batu
tersusun rapih sebagai pijakan dan setiap sudut ada riwayat tersendiri. Kita
dapat menyewa pemandu atau dapat mencari tahu dari informasi yang ada. Terdapat
empat gua yang saling menghubungkan dan ada dua lubang kecil yang dijadikan
lubang pertahanan tambahan. Ternyata gua ini dijadikan goa tambahan oleh bangsa
Jepang ketika jaman penjajahan seteleh Goa Belanda. Posisi Goa Belanda lebih
kedalam, kisaran 1,5 km jaraknya dari Goa Jepang akses lebih awal dari arah
pintu masuk pengunjung.
Menjadi saksi sejarah tersendiri,
bukti nyata adanya penjajajahan oleh bangsa Jepang dengan kerja paksa/romusha
pembangunan goa sebagai tempat pertahanan dari sekutu. Begitu juga dengan goa
Belanda dengan bantuan penerangan, dapat dilihat kondisi goa yang dijadikan
tempat militer serta peralatan pembangkitan listrik jadi bukti sejarah
penjajahan bangsa Belanda dan Jepang.
1 komentar:
Kayanya berkuda lebih seru ya...thanks mbak infonya
Posting Komentar