Rabu, 21 Januari 2015

Muhasabbah.... Wijaya Kusumah

Bunga Wijaya Kusumah, aaah dengar nama bunga ini jadi ingat sama "om Jay alias Wijaya Kusumah: seorang blogger inspiratif yang sudah banyak menebarkan dan berbagi inspirasi dan informasi lewat tulisan-tulisannya di Blogger, FB, Media lainnya. Ngak kalah pentingnya....om Jay telah banyak memberikan inspirasi lewat hasil kreatifnya mengijuti lomba-lomba dan memenangkan, hingga menjadi buku pengetahuan.

Meminjam nama bunga Wijaya Kusumah, mengingatkanku chit chat bbm barusan yang menhasilkan obrolan kecil berkisar mekarnya bunga wijaya kusuma bunga cantik dirumah mertua teman.  dia seorang guru bahasa Mandarin yang kukenal disekolah, telah menikah dan memiliki seorang anak dari pernikahan beda agama, suami seorang muslim sedangkan dia non-muslim. Akur? Sejauh ini akur.... menyeringit keningku ketika dia bilang, "jaman sekarang tidak perlu dipermasalahkan perbedaan, suamiku baik-baik saja dan kami tidak ada masalah, terpenting komitmen dari awal. Aku ngak akan pernah masalahkan anakku ikut suami agamanya. Paling penting buat kami orang lain ngak ikut campur!"

Kembali lagi aku di ingatkan dengan Wijaya Kusumah, bunga yg berkembang dimalam hari dan jarang sekali, indahnya luar biasa... putih bersih menawan hati. :"aku akur sama mertua, ini pohon mertua. Sudah dipesan sama orangtuaku harus akur sama mertua dan jangan ngelawan nanti kualat!" Indahnya orangtua yang memberikan nasehat dan menancap dihati anak menjadi panutan. Tapi bagaimana dengan orangtua yang selalu menunjukan ketidakakuran dalam rumah tangga dan anak suka menjadi sasaran! Anaklah yang menjadi korban.

Belajar dari pengalaman, melawan suatu yang mengalir diarah butuh perjuangan, apalagi melawan sifat kenafikan, sifat kekecewaan. Justru disinilah butuh perjuangan panjang. "Kamu tahu sifat reflek?" Apa yang pernah dilihat dan berbekas, bakal ditiru!" Dan inilah perjuanganku, melawan masa suram lampauku.... agar aku tidak berkelanjutan melukai mereka yang kini bagian masa kinindan depanku.

Perjuangan ini butuh kekuatan doa, butuh keyakinan bahwa aku mampu melawan masa suram yang menghantui hidupku. Aku mampu mengubah takdirnsuram dalam hidupku. Buat siapa? Ya, jelas buat aku. Karena aku ingin senyum bagian dari hidupku tidak sesukit aku. Memudahkannya berlimpah kasih, berlimpah berkah, berlimpah rejeki dan terutama sekali berlimpah iman yang berpusara satu. Karena pendampingku sudah bersedia berjuang mempertahankan keutuhanku.

Wijaya Kusumah, ijinkan aku memberi sisa hidupku untuk mereka yang sangat membutuhkan aku dalam kondisi normaĺ dengan kasihnsayang utuh, bukan memberi luka yang pernah berbekas dari masa laluku.

0 komentar: