Jumat, 27 Februari 2015

Berlian Disebut Abadi

Lihat postingan ini di tanggal 27 Februari 2019,

Tepat hari ini, tanggal 19 Juli 2019

Tergelitik untuk bercerita lanjutan tentang berlian yang dulu saya suka. Pada akhirnya saya jual sebulan lalu. Untuk apa di jual? awalnya punya cita-cita mulia, pengin nantinya berlian ini jadi hadiah untuk menantu perempuan saya, mimpinya terlalu jauh, hahaha... Tapi di pikir-pikir pemberian nanti bisa yang lain. Jadinya saya jual buat renovasi dapur minimalis. Harganya turun 15% kisaran Rp. 800.000.- terpotong. Sayang, yah! makanya saya jual selagi nilai uangnya masih sangat membantu saya untuk renovasi dapur. 

Awalnya berpikir sayang, tapi setelah dipikirkan kembali lebih baik tidak di simpan terlalu lama karena harga jual sama ketika di jual di waktu kapanpun di tambah dikurangi potongan 15%-nya, rugi menurut saya setelah berpikir dialihkan ke lain budget. Gitu ajah, berlian di jual dan di pakai buat kebutuhan lain.








Seperti pepatah lama katakan "semua di awali dengan mimpi", jadi jangan takut banyak bermimpi justru malah kami buat semangat meraihnya.

Ingat dulu waktu baru-baru awal kerja, masih imut, kerja jabatannya masih sekretaris junior, dikelilingi eksekutif  dan boss keren dan wangi. Selalu ingat sama boss cantik satu ini, seksi dan berkelas. Kehadirannya saya sudah bisa tebak meski belum terlihat, Ibu komisaris perusahaan, wudiiiih wanginya ampuuun deh, suka. Jarak 10 meter saja sudah tercium wanginya, modis berhias permata. Siapa saja yang melihatnya akan terdiam sejenak, meski hanya untuk beberapa detik, baiknya lagi Ibu Komisaris ini akan tersenyum kepada siapa-pun meski gak di kenalnya.

Saya paling suka ketika Ibu panggil.... Vina... *lembut banget, beri tugas dengan tangan halusnya, buat saya tertegun dengan cincin melingkar ditangan. Dalam hati, saya berujar: "Pasti mahal! Berlian tuh!" Hihi komen sendirian dimeja kerja. Kapan ya, saya bisa milikin? Semua cuma waktu uang menjawab, tergantung cepat or lambat. Sama tergantung usaha doa sama kinerja. Pernah juga saya lihat jemari teman atau saudara yang mengenakan permata. Tetap sama pertanyaannya, bisa nggak ya saya pakai berlian?

Dan jawabnya, bisa! Itu belasan tahun lalu, nah... terbukti sekarang saya bisa miliki. Dari siapa hayoo...hihi.. jelas dari suami. Sayang kalo beli sendiri, uangnya bisa buat yang lain. Suami bilang "mah, mau berlian.. beli ajah ya sendiri nanti ditransfer. Yuhuu..senangnya bukan kepalang..horew akhirnya bisa miliki. Ngak usah terlalu berharap romantis bakal dijadiin suprise tambah bunga terus diselipin di jemari saya..hihi... ini ajah udah bersyukur, suami tunjukin romantisnya langsung transfer, haha! Beli sendiri deeh!

"Nga apa, pap! 11 tahun bersama sudah buat kita saling mengerti".
Dan ini sudah menjadi rejeki berlimpah..
Singkat cerita, beli berlian ditempat toko emas langganan di Pondok Gede. Pilah-pilah 2 x bentuk cincin.. dan ternyata baru tahu kenapa berlian dibilang abadi! Kalo dari segi harga sampai kapanpun tuh cincin nga bakal naik harganya bila mau dijual kembali ditoko yang sama malah kena potong 15% sesuai sertifikat. Owaalaah jelas ini yang disebut abadi.. bukan buat investasi sesaat. Tapi kalo suka selamanya.

Yah, nga apa.. toh cita-cita saya sudah kesampaian punya cincin berlian, dan mungkin nanti cincin ini bisa saya turunkan untuk anak perempuan atau anak laki buat kenang-kenangan.
Makanya banyak perempuan atau laki-laki tertentu maunya dihadiahi or menghadiahi cincin nikah atau tunangan Berlian... karena abadi, termasuk harganya.


0 komentar: