Islam
Indonesia Di Negeri Barat
Pasca bom 11/9, adalah pasca dimana
semakin marak dikatakan Islam dianggap agama Inspirasi teroris. Dianggap agama
tidak menentramkan, banyak umat Islam sendiri yang masih khawatir dengan
keagamaanya karena terbawa arus ketakutan serta malu dengan agamanya
dipengaruhi dari pendapat umum, apalagi doktrin agama dari dalam Islam sendiri
sehingga berpengaruh agama luar yang cukup keras dari pribadinya memandang
Islam sebagai agama ancaman kedalamaian.
Akibat prilaku yang mengatakan dirinya
pembela Islam, sebagai agama 'paling benar' versi kelakuannya telah mencoreng
dan meluruhkan kebesaran Islam didunia. Tetapi sebagai umat Islam, tentu kita
diajarkan berpikir positif disetiap peristiwa dan saya terlebih tersentuh
ketika itu dikatakan oleh Muhammad Syamsi Ali, biasa dipanggil Syamsi Ali
seorang imam di Islamic Center of New York dan direktur Jamaica Muslim Center,
sebuah yayasan dan masjid di kawasan timur New York, Amerika Serikat. Komunitas yang dikelola oleh muslim asal Asia
. Didalam bukunya “Menebar Damai Di Bumi Barat” disajikan dalam bentuk tulisan
yang sangat apik dan menarik dari awal mula perjalanan hidupnya di kampung
halaman hingga sampai di Amerika, disana pembaca menjadi lebih dekat mengetahui
peristiwa dan perjalanan Islam hidup di negeri barat. Termasuk ketika berada di
Amerika dimana puncak kejadian bom berada yang berlokasi di WTC New York.
Dengan berusaha memahami kita
membutuhkan pengetahuan lebih untuk menjadi ‘the real muslim’ tentunya rasa
ingin tahu dan belajar lebih besar, hingga akhirnya terbesit dibenak ingin
lebih mendalami Islam lebih baik lagi. Islam KTP bukan hanya milik orang
daerah, tetapi banyak sekali Islam KTP yang dimiliki oleh umat Islam diseluruh
pelosok Indonesia, tanpa kecuali Jakarta, sebagai pusat ibukota. Terlebih lagi
pekerja kantoran, bukan hanya pekerja kasar atau tukang jualan.
Umat Islam di Indonesia, adalah negara
Islam terbesar didunia, mayoritas penduduknya Islam dari hasil turunan, menjadi
Islam yang diturunkan oleh orangtuanya, bahkan adapula karena pengaruh dari
hasil pernikahan. Tentu beda halnya dengan yang dialami oleh negara minoritas
Islam, yang ingin menjadi muslim dari hasil usahanya mengapai hidayah Allah,
dengan mendekatkan diri secara agamis. Mencari tahu apa itu Allah yang ada
dibenaknya, dimana ia bisa mendekatkan diri kepada Allah lebih dekat lagi, dan
inilah yang menjadikan mereka yang berusaha dengan logikanya, berusaha dengan
pemikirannya untuk menjawab keingintahuannya menjadi nyata.
Dari buku ini penulis yang bernama Julie Nava
dengan lugas dan
kepiawaiannya menyampaikan bait-demi bait kisah biografi seorang Imam
besar Amerika yang memiliki cita-cita
mulia dalam menjadikan Islam dikenal ‘rahmatan lil alamin’, menjadikan berkat
buat umat bukan hanya umat islam itu sendiri, tetapi seluruh umat meskipun
perbedaan agama dengan ‘beradapatasi tanpa hanyut’. Beradaptasi dengan masih
menjunjung tinggi peradaman Islami dan budaya Indonesia yang baik. Agama Islam
lebih dikenal dunia dengan Islam timur tengah, Islam yang dipenuhi pertikaian,
masalah polygami dan lainnya yang biasa didengar umum. Tetapi Imam Shamsi
membuat Islam itu indah, dengan menyatukan kedamaian saling komunikasi dengan perbedaan agama, yang biasa
diperkenalkan dengan “interfaith”.
Buku penghangat dan penyejuk |
Wajah Islam tidak akan pulih dengan
sendirinya bila didalam diri kita memahami Islam dengan mengkotak-kotakan
pikiran. Dengan saling komunikasi dan menjaga hubungan baik dengan para pemuka
agama lain membawa Imam Shamsi menjadi Imam besar yang membuka mata akan arti
kerukunan.
Didalam buku ini, pembaca menjadi paham
benar arti perjuangan ‘Jihad’ dengan hati, dengan pikiran jernih dan sikap
positif. Buktinya luas dan nyata, menjadikan Islam lebih bermartabat sebagai
Islam bukan lagi Islam Timur Tengah, tetapi pemikiran Islam yang dibawa oleh
bangsa Indonesia sebagai Islam hasil dari pemikiran orang Indonesia dengan
perjuangannya tanpa tumpah darah, memberikan hasil kebesaran hati bangsa barat
untuk turut serta membesarkan Islam dan menjadi bagian dari umat Islam.
0 komentar:
Posting Komentar