Perihal mimpi umumnya dianggap bunga tidur atau pikiran dari alam sadar terbawa sama ke alam bawah sadar seseorang. Sering juga terjadi sama saya, kalau sudah sampai dipikirin berkelanjutan yang ada tidur jadi nggak nyaman, sekalinya nyaman ujung-ujungnya mimpi seram. Tadinya nggak pengin berbagi mimpi tentang mimpi yang saya alami, ini terjadi dua hari lalu. Tetapi sampai saat ini saya masih memikirkan mimpi saya.
Nggak pengin jadi tafsir mimpi, atau tergiur percaya sama tafsir mimpi. Tapi buat saya mimpi kali ini jadi pengingat saya untuk banyak bersyukur dan menikmati hidup yang sudah Allah berikan buat saya selama ini, dengan proses belasan tahun berjalan membina rumah tangga dari seseorang yang tidak dikenal hingga membina keluarga jadi satu kesatua dan selalu ingin mempertahankannya. Tidak mudah memang! Semua meski melewati prosesnya, tentunya bukan saya saja, semua rumah tangga sama selalu berusaha untuk mengharmoniskan rumah tangga dan mempertahankan dengan kedamaian dan kebahagian.
Kembali perihal mimpi, tersadarkan saya bahwa mimpi ini adalah hadiah Allah buat saya tentang arti suami dengan ketulusannya, usahanya dan pengajaran dalam keterbatasan serta kelebihannya memberikan saya arti hidup yang sesungguhnya. Dia telah dan selalu berusaha menutupi kekurangan saya. Didalam perjalanan umroh di awal Februari lalu, segalanya berjalan dengan proses cobaan dan kesabaran, hingga kami dapat menikmati ibadah dengan kebersamaan dan khusyu. Saya rasakan hidup saya lebih tenang dibanding setahun sebelumnya, Apalagi setelah menjalankan Ibadah umroh yang kedua begitu mendekati sempurna bersama suami. Dalam kisah Rosulullah SAW ketika ingin menjalankan umroh dari umroh pertama hingga ketiga pun melalui banyak cobaan dan rintangan, apalagi kita mahluk biasa yang penuh dengan luputan dosa. Allah begitu sayang dengan saya, benar adanya. Atas kuasanya, rejekinya begitu luas dilimpahkan kepada kami. Tentunya rejeki yang paling indah adalah suami, yang menjadi bagian dari porsi saya dengan segala kekurangan telah menutupi kekurangan saya.
Semakin indah saya rasakan dalam mimpi saya, ketika kami berangkat umroh kembali. Suami dengan kasih dan sayangnya melindungi saya atas cobaan yang saya hadapi. Saya tidak paham dengan mimpi tersebut. Hanya terlihat dan terasakan oleh saya, begitu indahnya cinta Allah lewat suami diberikan ke saya. Ya Allah, saya berasa banget malunya ketika Allah begitu cinta kepada saya atas segala kekurangan dan dosa saya. Harapan saya dan doa kami yang tak akan pernah kami putus, Allah ijinkan anak-anak dan cucu-cucu kami, menjadi bagian yang lebih baik dari kami dan menjadi bagian dari golongan muslimin dan muslimat, penghapal Al Quran, ahli Ibadah serta pembawa cahaya Illahi.
Syukur saya semoga selalu tertanam bersama ridhoMu. Atas nama cinta engaku balur luka lama saya, dengan membersihkan noda yang saya telah jatuhkan disepanjang jalan yang telah ternoda. Suami, semakin saya yakini Allah telah utus engkau memang untukku dibanding keraguan saya yang dulu.
Terima kasih Allah.
#renungan tengah malam
#catatan saya.
Nggak pengin jadi tafsir mimpi, atau tergiur percaya sama tafsir mimpi. Tapi buat saya mimpi kali ini jadi pengingat saya untuk banyak bersyukur dan menikmati hidup yang sudah Allah berikan buat saya selama ini, dengan proses belasan tahun berjalan membina rumah tangga dari seseorang yang tidak dikenal hingga membina keluarga jadi satu kesatua dan selalu ingin mempertahankannya. Tidak mudah memang! Semua meski melewati prosesnya, tentunya bukan saya saja, semua rumah tangga sama selalu berusaha untuk mengharmoniskan rumah tangga dan mempertahankan dengan kedamaian dan kebahagian.
Kembali perihal mimpi, tersadarkan saya bahwa mimpi ini adalah hadiah Allah buat saya tentang arti suami dengan ketulusannya, usahanya dan pengajaran dalam keterbatasan serta kelebihannya memberikan saya arti hidup yang sesungguhnya. Dia telah dan selalu berusaha menutupi kekurangan saya. Didalam perjalanan umroh di awal Februari lalu, segalanya berjalan dengan proses cobaan dan kesabaran, hingga kami dapat menikmati ibadah dengan kebersamaan dan khusyu. Saya rasakan hidup saya lebih tenang dibanding setahun sebelumnya, Apalagi setelah menjalankan Ibadah umroh yang kedua begitu mendekati sempurna bersama suami. Dalam kisah Rosulullah SAW ketika ingin menjalankan umroh dari umroh pertama hingga ketiga pun melalui banyak cobaan dan rintangan, apalagi kita mahluk biasa yang penuh dengan luputan dosa. Allah begitu sayang dengan saya, benar adanya. Atas kuasanya, rejekinya begitu luas dilimpahkan kepada kami. Tentunya rejeki yang paling indah adalah suami, yang menjadi bagian dari porsi saya dengan segala kekurangan telah menutupi kekurangan saya.
Semakin indah saya rasakan dalam mimpi saya, ketika kami berangkat umroh kembali. Suami dengan kasih dan sayangnya melindungi saya atas cobaan yang saya hadapi. Saya tidak paham dengan mimpi tersebut. Hanya terlihat dan terasakan oleh saya, begitu indahnya cinta Allah lewat suami diberikan ke saya. Ya Allah, saya berasa banget malunya ketika Allah begitu cinta kepada saya atas segala kekurangan dan dosa saya. Harapan saya dan doa kami yang tak akan pernah kami putus, Allah ijinkan anak-anak dan cucu-cucu kami, menjadi bagian yang lebih baik dari kami dan menjadi bagian dari golongan muslimin dan muslimat, penghapal Al Quran, ahli Ibadah serta pembawa cahaya Illahi.
Syukur saya semoga selalu tertanam bersama ridhoMu. Atas nama cinta engaku balur luka lama saya, dengan membersihkan noda yang saya telah jatuhkan disepanjang jalan yang telah ternoda. Suami, semakin saya yakini Allah telah utus engkau memang untukku dibanding keraguan saya yang dulu.
Terima kasih Allah.
#renungan tengah malam
#catatan saya.
0 komentar:
Posting Komentar