Menjadi ketertarikan tersendiri
buat saya untuk memahami lebih dekat lagi mengenai perubahan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari sebagai ‘emak’ yang memiliki anak-anak di jaman milenial,
terlebih lagi menjadi guru di sekolah dasar Islam Terpadu (SDIT). Di masa anak-anak
bila tidak terpantau ketika online menggunakan #gadget dengan baik akan memiliki keasikan tersendiri dalam
menjalani kehidupannya, di lain pihak mereka akan terpuruk bila tidak dibekali
dengan ilmu pemahaman bahkan bimbingan rangkulan untuk mendukung perkembangannya. Beda hal-nya dengan anak-anak yang memiliki
pendampingan khusus dan baik dari orang tua/orangtua asuh/pendamping di sertai dengan penguatan
pemahaman untuk membimbing dan mengarahkan dengan menggali pada minat dan bakat mereka, tentunya dibekali dengan nilai agama yang baik pula. Mereka akan tahu dan
jika di ingatkan pada jalurnya ketika menjalani aktivitas hariannya.
Dokpri: My Star |
Memahami jaman #Milenial bagi saya
adalah jaman di mana era remaja usia 16 tahun hingga jelang dewasa usia ke
emasan dalam mencapai dan meraih target mimpinya di bawah 30 tahun, menjadi
jaman yang di penuhi dengan energi positif pada era digital dan kemudahan. Bahkan menjadi
efektif bahkan efisien di masa kejayaan digital. Bila di sandingkan dengan era
“#DISRUPTION ” saat ini jaman milenial erat kaitannya dengan era #disruption. Di
mana ketika masa suatu usaha sudah seharusnya mengikuti
perkembangan jaman jika tidak ingin tergilas perubahan, jika tidak ingin
menjadi bagian dari mereka yang terbelakang. Contoh nyata dalam dunia bisnis
ketika masa kejayaan HP Nokia merajai pangsa pasar, beriring waktu munculnya
ANDROID tetapi NOKIA tidak terlalu mempedulikan karena di anggap ANDROID adalah
bayi yang baru lahir tidak akan mengalahkan yang sudah besar, nyatanya justru
NOKIA menjadi bangkrut. Seperti juga di alami oleh usaha es batu/pabrik es batu, ketika
lemari pendingin/kulkas muncul, usaha es batu sudah tidak di minati lagi karena
tiap rumah bisa menyediakan batu es sendiri. Banyak contoh lainnya seperti berjualan online kini sangat di gandrungi
di tambah kepercayaan customer atas brand tertentu menjadi kepuasan pelanggan.
Meminjam istilah Bapak Renald
Kasali:
“Disruption itu bukan sekedar fenomena hari ini (today), melainkan fenomena “hari esok” (the future) yang di bawa
oleh para pembaharu hari ini (the present).”
Dokpri: Photo bersama Bu Guru SDIT IQRO' |
‘Disruption memiliki arti di antaranya mengganggu/gangguan. Inilah
yang ingin saya bahas dalam kehidupan keseharian sebagai seorang ibu di jaman “milenial
dan era Disription” bisa jadi bernilai positif bahkan menjadi negatif bila kita
tidak mampu mengikuti perubahan yang terjadi.
Mengikuti dalam arti membentengi bersama doa dengan di iringi
tindakan, akan menjadi lalai jika berdoa tetapi sebagai ibu tidak turut serta mendampingi,
menjaga serta memberikan rambu-rambu dan pendidikan pengetahuan yang baik.
Begitu pula sebagai seorang guru, menjadi tantangan tersendiri bagi seorang
guru bila tidak mengikuti perubahan. Menjadi seorang ibu/guru adalah mampu
mengimbangi kondisi anak. Sebagai seorang ibu, sudah semestinya menjagi
pendamping suami dalam mendidik anak ketika dititipkan kepada ibu, sosok ibu
adalah kunci utama dalam pembentukan karakter anak, seperti yang di katakan
dalam syair arab:
“Al ummu madrosatul ula’,iza a’adadtaha
a’dadta sya’ban thayyibal a’raq. Artinya: Ibu adalah sekolah utama, bila engkau
mempersiapkannya, maka engkau mempersiapkan generasi terbaik.
Membimbingnya dengan mengarahkan
tahapan-tahapan anak dalam perkembangan usianya di imbangi dengan sejauh mana
dia perbolehkan untuk mengetahui atau membelajari perkembangan digital.
Kembali lagi kepada Visi dan Misi orang tua dalam berumah tangga, ketika adanya
kehadiran anak, ayah dan ibu meski memiliki kesamaan tujuan dalam pendidikan
anak, dengan mensinergikan apa-apa tahapan yang akan dijalani. Dengan
mensinergikan otomatis anak akan mendapatkan aura positif dari orang tua.
Ketika mendispinkannya pun akan terasa lebih kokoh meski ada bantahan dari
anak, tetapi kekuatan orang tua di saat tidak berdampingan akan lebih mantap,
karena mereka tahu dengan ayah ataupun bunda aturan meski di tegakan. Misalnya
waktu-waktu mendisplinkan sholat, belajar yang ditetapkan, bermain bahkan
waktu mengenalkan gadget dengan permainan edukasi atau browsing pengetahuan,
bahkan lagi menonton video di youtobe dengan tujuan pengetahuan dengan durasi
hari dan waktu yang telah di sepakati dan di dampingi, anak akan mendapatkan
kenyamanan tersendiri.
Sedangkan menjadi guru tingkat SD
di masa perkembangan anak di usia keemasan menjadi tantangan tersendiri, karena
mereka membutuhkan pijakan kokoh ketika menjadikan guru orangtua keduanya di
luar rumah. Guru menjadi panutan dan contoh terpenting dengan berbekal
pengetahuan yang memadai mengikuti jaman. Milenial dan Era Disruption menjadi
cahaya tersendiri untuk guru dalam mengikuti ritme perubahan.
Bila tidak mampu mengikuti yang ada anak akan lebih pintar di bandingkan ibu/guru,
yang ada akan di bodohi oleh anak/bahkan di sepelekan. Karena siswa merasa
dia sudah mendapat pengetahuan tersebut di luar sekolah ketika pelajaran yang
disampaikan tidak sesuai harapan atau di sampaikan terlalu sederhana. Maka
menjadi PR tersendiri untuk guru agar memiliki kesiapan ketika di terjun dalam
dunia pendidikan, berarti guru sudah semestinya siap berkembang dan maju untuk
kebaikannya juga siswa didik.
Banyak hal yang bisa dilakukan
guru untuk meningkatkan mutu, terutama sekali dari dukungan sekolah berupa
pelatihan, kemajuan fasilitas dan lainnya. Sedangkan darinya sendiri, guru
dapat mengikuti perkembangan kemajuan pendidikan sesuai bidang yang di ajar,
melalui membaca buku, membaca informasi/berita/buku secara online, melihat
video pembelajaran di #youtobe dan menyimpannya dalam bentuk offline bisa juga
disajikan untuk siswa dalam pelajaran bermutu. Banyak cara yang dapat di lihat
dari perkembangan dalam arti ‘gangguan’ positif bisa jadi negatif bila salah
gunakan. Dengan kemajuan digital kita bisa belajar dari belahan dunia lain,
bisa mengakses pengetahuan up to date dari berbagai sumber bahkan menjadi
ketertarikan tersendiri bila guru mampu memberikan warna tersendiri dengan
pembawaan menyenangkan, akan menjadi seorang yang
dirindukan dirumah, juga di sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar