Coklat Pilihan Lani (dok. pribadi) |
Tepat dihari Minggu malam, sepulang kami berbelanja, suami kepikiran untuk membeli bingkisan untuk klien kolega kantor. Sepanjang jalan Senopati Kebayoran Baru, papa pusing cari toko kue Harvest, "Dimana ya? padahal kemaren disini" hihihi papa lupa. Sebagai penumpang yang baik saya, dua kakak yang selalu senang ikut bareng-bareng menghabiskan akhir pekan sama krucil ikut senyum-senyum..... "ngak apa pah, jalan ajah"...hihihi.... sudah puteran kedua di Jalan Senopati, lanjut Santa belum ketemu..... "akhirnya, walah ini dia!". Ternyata tadi kami sudah lewatin dua kali.
Rencana awal hanya beli buat bingkisan klien. Kenyataannya....wuush..... tiba-tiba Lani semangat banget buka pintu mobil tepat saya duduk, "mah.. ini dari papah hadiah buat mama". "apa ini?".... "coklat", sahutnya. "Papa beliin buat mama", hihihi saya senyum menggoda. "Kok, Lani yang bawa bukan papa?" sambung papa: "Itu pilihan Lani, tadi saya pilih yang lain, kata Lani mending itu!" seru papap.... aaaah ngak seru kok Lani ikutan kaya mak comblang..... padahal saya tuuh pengen banget, suami yang kasih langsung, sambil bilang 'I Love You' kek.... or aku sayang kamu.... apa kek....sebel!
"Bagus ya, mah" dengan polosnya Lani berucap..haha.. dipikir-pikir seru juga Lani yang antusias nunjukin sayangnya sama saya, selalu apapun yang mau diberi kesaya Lani lah yang selalu antusias menyerahkannya. Saya baru ingat ketika sampai dirumah, ternyata 3 hari lagi hari jadi pernikahan kami yang ke 11 dalam kebersamaan. Sekejab, semua menjadi mengingat kilas balik dimomen-momen pembuktiaan cinta Teguh sama saya, begitu besarnya hingga saya masih tetap dalam kebersamaan dengannya tanpa kurang satupun malah justru semakin besar dia tunjukan rasa cintanya kepada saya. Cintanya selalu ditunjukan dengan perbuatan, saya yakin orang lain belum tentu memiliki kesanggupan yang sama dengannya, menghadapi semua persoalan hidup kami. Banyak masa suram yang telah kami lewati, bahkan karena kesabarannya saya dapat melewati. 11 angka kembar yang telah kami lewati bersama menunjukan bahwa dia adalah bayangan saya, suami saya ada adalah memang jodoh yang Allah berikan buat saya.
Proses cinta itu yang patut saya meski garis bawahi, kami bukanlah memulai pernikahan dengan dimulai dengan perasaan cinta yang menggebu. Kami sama-sama belajar mencintai dan berjuang untuk bekal hidup. Prosesnya itu yang patut kami cintai, sampai pada akhirnya disaat ini kami masih berproses dan membenahi. Puji Syukur cinta Allah begitu besar diantara kami, karenaNya lah rejeki kami berlimpah. Dari Rejeki akal, kesehatan hingga materi kami lebih baik dan berlanjut rejeki anak.
Segalanya Teguh selalu mendahulukan buat proses saya, dari berkuliah S1 disaat kami pertama kali memiliki anak satu yang masih sangat kecil, dia mengalah untuk menunggu saya lulus terlebih dahulu, barulah Teguh setahun lalu menyelesaikan S1. Saya bisa umroh karenanya, karena ridhonya buat saya berangkat dahulu, hingga saya dapat kembali berkuliah jenjang S2 saat ini. karena dia begitu ridho meluruskan jalan dan keinginan saya yang saya jalani.
Apapun pada akhirnya saat ini semakin saya sadari, kesalahan berpikir, berucap dan bersikap dimasa lalu akan menjadi bekal kami untuk selalu belajar membenahi diri. Dan terpenting kami selalu menyimpan dalam hati bahwa Ridho Allah telah memberikan kami hidup begitu indah. Semoga kami akan selalu tetap bersama, hingga maut yang memisahkan. Amin.
Terima kasih suamiku, kembaranku, kebersamaan ini adalah bekal kita untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita agar menjadi manusia yang lebih berguna dalam agama serta bersosial. Serta mengwujudkan masa depannya lebih baik dari kebersamaan kita dalam prosesnya. Love you, always.... Me.
Selamat hari jadi kita 15 Februari 2015
0 komentar:
Posting Komentar