Sabtu, 25 Juli 2015

Pancake Tanah Liat (Eat Dirt Cookies) Buatan Haitains dan Indonesia

Maraknya beredar video Haitians yang sedang memproduksi dan mengkonsumsi pancake tanah liat yang biasanya disebut geophagy di jejaring sosial menggundang banyak simpatisan serta pengkritisi atas isi berita tersebut. Tentunya respon yang paling utama ada rasa simpati dan kegelisahan serta kesedihan mendalam atas kondisi Bangsa Haitians di Afrika, tetapi disisi lain video ini menjadi pukulan memilukan bagi bangsa Haitians itu sendiri, secara kasat mata menjadi konsumsi publik untuk melihat secara kasat mata bagaimana seorang reporter sangat meremehkan dan memperlihatkan prilaku jijik terhadap kue tersebut. Dengan sembarangannya meliput melewatinya comberan kemudian mendekati pancake tanah liat lalu mengijak area penjemuran yang telah diberikan alas, kemudian diperlihatkan sangat merendahkan mereka.

Disisi lain segi positifnya video ini menjadi bahan sindiran luar biasa oleh nitizen di luar negeri dengan melalui FB: Love Revolution memberikan sindirian keras kepada pemerintah dan bangsa US untuk lebih peduli terhadap nasib bangsa lain, mengingatkan untuk tidak menghambur-hamburkan makanan ketika mereka menikmati konsumsi makanan sehari 3x, ketika hidup dengan bersenang-senang tetapi diluar sana masih banyak bangsa yang sangat miris kondisi gizinya. 

Segi positif dari prilaku mengkonsumsi pancake tanah liat yang dicampur dengan sedikit gula dan garam oleh bangsa Hataians sejak turun temurun, setelah diteliti  oleh peneliti yang bernama Sera Young dari Cornell University, New York, AS, justru pancake tanah liatnya setelah di teliti oleh kedokteran Amreka sendiri serta diliput oleh BBC bahwa tanah ini ini memiliki  berupa kandungan imun buat mereka melindungi dari virus, bakteri, pategen dan mikroba.

Tidak perlu aneh karena telah dilakukan juga oleh sebagian besar bangsa Indonesia sejak jaman dulu, Bila ingat masa kecil, bagi mereka yang tinggal masih didaerah kampung/pedalaman, seperti yang saya rasakan dulu ketika itu tanah liat kalau ngak salah namanya lempung juga dinikmati oleh orang betawi khususnya ibu hamil yg suka konsumsi, seperti kewajiban,  anak-anak juga tanpa khawatir turut mencicipi (termasuk saya mencicipinya). Dulu lebih dikenal namanya bite rasanya tanah agak keras dan garing. Setelah ditelusuri dan googling, dari hasil penelitian menurut ilmuan AS serta diliput BBC bahwa ini buat nguatin ususnya dr bakteri suhu udara yang hangat serta tropis. Dari kandungan tanah liat ini sudah seperti semen penguat usus agar terhindar dari bakteri serta virus di area tropis/hangat. Jadi mereka konsumsi turun menurun semenjak nenek moyangnya terlebih dahalu justru memberikan hikmah dibalik kesulitan ekonomi dengan mengkonsumsi ini.

Untuk area Indonesia sendiri, sebagian daerah Tuban masih suka konsumsi kempung sebagian kecil masyarakatnya, sama seperti bangasa Haitians cara membuatnya, dipilih tanah liat terbaik tanpa ada campuran batu dan pasir tapi tidak dikasih campuran apa-apa, lalu diolah dicetak, dijempur kemudian dipanggang.

dari FB: Love Revolution

1 komentar:

Evrinasp mengatakan...

ohhh ya Allah saya gak tau deh rasanya seperti apa, jadi menyadarkan tak boleh buang-buang makanan