Sabtu, 22 Oktober 2016

Pendekatan komunikasi positif untuk pertumbuhan anak

Dapat share dari WA, Sayang Kalau hanya share dengan kawan-kawan Di WA saja...  Di Baca yuk! Pengetahuan tentang parenting, Pendidikan komunikasi dan menjaga kontak positif antara orangtua dan anak. 

😊Bismillaahirrahmaanirrahiim💐

Komunikasi Parenting Dengan Bahasa Cinta😍
Bersama: Bunda Erina
(10 September 2016)

Komunikasi merupakan kegiatan yg pasti terjadi khususnya dalam keluarga (suami-istri, ibu-anak, ayah-anak, antar anak). Komunikasi perlu dibangun scra harmonis agar terbangun pendidikan yg baik dalam keluarga.

Komunikasi (istilah) adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain yg umumnya dilakukan secra verbal (lisan); atau non verbal (gerak badan, sikap tertentu).

Komunikasi efektif bila pesan yg disampaikan diterima sama (komunikasi dua arah). Jika komunikasi terganggu (distorsi) karna hambatan (noise) maka terjadi salah persepsi/salah paham.

Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan masing2 dalam mendeskripsikan bahasaa cintanya. Seseorang akan merasa disayangi atau menunjukkan rasa sayangnya ke keluarga, teman, dapat diketahui dari 5 bahasa cinta😊

1. Pujian (perlu bahasa verbal #terima kasih ya, abi sayang kamu nak,...)

2. Hadiah (merasa sayang/disayangi jika diberi hadiah)

3. Sentuhan fisik (dipegang pundaknya tuk memberi semangat, digandeng saat berjalan bersama, dirangkul saat sedih, marah, dsb)

4. Pelayanan (disiapkan keperluan sekolah, kerja, mandi, belajar, makan, minum, dst)

5. Quality time (waktu yg berkualitas, #umi, aku senang deh kemarin jalan berdua abi dibelikan pensil😊)

Lima poin itu bisa dijadikan referensi tuk mengetahui kecenderungan pasangan, putra/i, agar memaksimalkan bahasa cinta yg nantinya berdampak pada komunikasi (samakan persepsi).

Komunikasi berdampak positif membentuk karakter orangtua & anak, membuat hubungan menjadi baik yg nantinya turut memberikan kepercayaan diri pada anak.

Sementara kurangnya komunikasi, miss komunikasi, komunikasi yg salah (emosional, berrbicara kasar, tidak ada yg mau mengalah, dll) berdampak pada renggangnya hubungan.

🌻Komunikasi verbal itu hanya 12% yg tersimpan/teringat di database manusia, berupa yg kita tangkap secara sadar, analisa, pertimbangan, baik buruk, dll. Selebihnya 88% memori tersimpan ditangkap dari komunikasi non-verbal (alam bawah sadar)..... Penjelasannya bisa search😊

Komunikasi non verbal inilah yg dapat digunakan tuk mensugesti sikap positif (ect anak yg tantrum #Anak baik, soleh, soleha, anteng, pintar, duduk manis, anak hebat, kamu bisa, cerdas,....) bisa dimaksimalkan (pintu gerbang komunikasi non-verbal terbuka) saat seseorang 🏡Fokus 🌾Emosi 🌸Terkejut.

Kita perlu melakukan pengucapan kata2 secara berulang (minimal 30hari), gunakan kata sekarang (#sekarang kamu bisa bangun pagi ya nak😉 hebat👍) sambil memberi anker (alarm tanda #tepuk pundaknya), lakukan secara emosional (bahasa yg lembut,  diusap,, ...)

Apalagi jika kata2, sikap tsb datang dari orang yg didengar/dipercaya/figur anak, pasangan.
Komunikasi keluarga dimulai suami istri yg bersama-sama terintegrasi hendaknya memaksimalkan kesabaran, terus menerus (istiqomah), dan berkomitmen mengusahakan yg terbaik. Jika ingin putra/i nya baik kuncinya adalah orangtua🏡. Fokus pada kebaikan atau kelebihan2 anak (toh dari pecicilannya sekali waktu ananda bisa duduk anteng kaan😊)

Terutama bunda ketika mengandung mulai 3 bulan 10 hari (saat Allah tiupkan ruh) sugestikan positif (emosi, murottal, dsb). Berdampak secara tak langsung ktika ananda lahir. Semua sikap masih bisa diperbaiki (salah satunya efektifkan komunikasi non verbal.... Database manusia yg bisa berubah ubah)😍.

Tambahan: Grafologi (tulisan tangan seseorang) bisa tuk mengetahui kondisi saat itu atau jangka panjang. Apakah tulisannya tegak (lurus),  miring ke kanan, kiri, condong kebelakang; kuat hingga membekas belakang halaman, hurufnya sama, dsb.

😍moga bermanfaat😃

0 komentar: