Senin, 17 Desember 2018

Mengenali Pemahaman “Disruption” Era Milenial


Menjadi ketertarikan tersendiri buat saya untuk memahami lebih dekat lagi mengenai perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai ‘emak’ yang memiliki anak-anak di jaman milenial, terlebih lagi menjadi guru di sekolah dasar Islam Terpadu (SDIT). Di masa anak-anak bila tidak terpantau ketika online menggunakan #gadget dengan baik akan memiliki keasikan tersendiri dalam menjalani kehidupannya, di lain pihak mereka akan terpuruk bila tidak dibekali dengan ilmu pemahaman bahkan bimbingan rangkulan untuk mendukung perkembangannya.  Beda hal-nya dengan anak-anak  yang memiliki pendampingan khusus dan baik dari orang tua/orangtua asuh/pendamping di sertai dengan penguatan pemahaman untuk membimbing dan mengarahkan dengan menggali pada minat dan bakat mereka, tentunya dibekali dengan nilai agama yang baik pula. Mereka akan tahu dan jika di ingatkan pada jalurnya ketika menjalani aktivitas hariannya. 



Dokpri: My Star

Memahami jaman #Milenial bagi saya adalah jaman di mana era remaja usia 16 tahun hingga jelang dewasa usia ke emasan dalam mencapai dan meraih target mimpinya di bawah 30 tahun, menjadi jaman yang di penuhi dengan energi positif pada era digital dan kemudahan. Bahkan menjadi efektif bahkan efisien di masa kejayaan digital. Bila di sandingkan dengan era “#DISRUPTION ” saat ini jaman milenial erat kaitannya dengan era #disruption. Di mana ketika masa suatu usaha sudah seharusnya mengikuti perkembangan jaman jika tidak ingin tergilas perubahan, jika tidak ingin menjadi bagian dari mereka yang terbelakang. Contoh nyata dalam dunia bisnis ketika masa kejayaan HP Nokia merajai pangsa pasar, beriring waktu munculnya ANDROID tetapi NOKIA tidak terlalu mempedulikan karena di anggap ANDROID adalah bayi yang baru lahir tidak akan mengalahkan yang sudah besar, nyatanya  justru NOKIA menjadi bangkrut. Seperti juga di alami oleh usaha es batu/pabrik es batu, ketika lemari pendingin/kulkas muncul, usaha es batu sudah tidak di minati lagi karena tiap rumah bisa menyediakan batu es sendiri. Banyak contoh lainnya  seperti berjualan online kini sangat di gandrungi di tambah kepercayaan customer atas brand tertentu  menjadi kepuasan pelanggan.

Meminjam istilah Bapak Renald Kasali: 

“Disruption itu bukan sekedar fenomena hari ini (today), melainkan fenomena “hari esok” (the future) yang di bawa oleh para pembaharu hari ini (the present).”


Dokpri: Photo bersama Bu Guru SDIT IQRO'

‘Disruption memiliki arti di antaranya mengganggu/gangguan. Inilah yang ingin saya bahas dalam kehidupan keseharian sebagai seorang ibu di jaman “milenial dan era Disription” bisa jadi bernilai positif bahkan menjadi negatif bila kita tidak mampu mengikuti perubahan yang terjadi.  Mengikuti dalam arti membentengi bersama doa dengan di iringi tindakan, akan menjadi lalai jika berdoa tetapi sebagai ibu tidak turut serta mendampingi, menjaga serta memberikan rambu-rambu dan pendidikan pengetahuan yang baik. Begitu pula sebagai seorang guru, menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru bila tidak mengikuti perubahan. Menjadi seorang ibu/guru adalah mampu mengimbangi kondisi anak. Sebagai seorang ibu, sudah semestinya menjagi pendamping suami dalam mendidik anak ketika dititipkan kepada ibu, sosok ibu adalah kunci utama dalam pembentukan karakter anak, seperti yang di katakan dalam syair arab:

 “Al ummu madrosatul ula’,iza a’adadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq. Artinya: Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau mempersiapkan generasi terbaik.

Membimbingnya dengan mengarahkan tahapan-tahapan anak dalam perkembangan usianya di imbangi dengan sejauh mana dia perbolehkan untuk mengetahui atau membelajari perkembangan digital. Kembali lagi kepada Visi dan Misi orang tua dalam berumah tangga, ketika adanya kehadiran anak, ayah dan ibu meski memiliki kesamaan tujuan dalam pendidikan anak, dengan mensinergikan apa-apa tahapan yang akan dijalani. Dengan mensinergikan otomatis anak akan mendapatkan aura positif dari orang tua. Ketika mendispinkannya pun akan terasa lebih kokoh meski ada bantahan dari anak, tetapi kekuatan orang tua di saat tidak berdampingan akan lebih mantap, karena mereka tahu dengan ayah ataupun bunda aturan meski di tegakan. Misalnya waktu-waktu mendisplinkan sholat,  belajar yang ditetapkan, bermain bahkan waktu mengenalkan gadget dengan permainan edukasi atau browsing pengetahuan, bahkan lagi menonton video di youtobe dengan tujuan pengetahuan dengan durasi hari dan waktu yang telah di sepakati dan di dampingi, anak akan mendapatkan kenyamanan tersendiri.

Sedangkan menjadi guru tingkat SD di masa perkembangan anak di usia keemasan menjadi tantangan tersendiri, karena mereka membutuhkan pijakan kokoh ketika menjadikan guru orangtua keduanya di luar rumah. Guru menjadi panutan dan contoh terpenting dengan berbekal pengetahuan yang memadai mengikuti jaman. Milenial dan Era Disruption menjadi cahaya tersendiri untuk guru dalam mengikuti ritme perubahan. Bila tidak mampu mengikuti yang ada anak akan lebih pintar di bandingkan ibu/guru, yang ada akan di bodohi oleh anak/bahkan di sepelekan. Karena siswa merasa dia sudah mendapat pengetahuan tersebut di luar sekolah ketika pelajaran yang disampaikan tidak sesuai harapan atau di sampaikan terlalu sederhana. Maka menjadi PR tersendiri untuk guru agar memiliki kesiapan ketika di terjun dalam dunia pendidikan, berarti guru sudah semestinya siap berkembang dan maju untuk kebaikannya juga siswa didik. 

Banyak hal yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan mutu, terutama sekali dari dukungan sekolah berupa pelatihan, kemajuan fasilitas dan lainnya. Sedangkan darinya sendiri, guru dapat mengikuti perkembangan kemajuan pendidikan sesuai bidang yang di ajar, melalui membaca buku, membaca informasi/berita/buku secara online, melihat video pembelajaran di #youtobe dan menyimpannya dalam bentuk offline bisa juga disajikan untuk siswa dalam pelajaran bermutu. Banyak cara yang dapat di lihat dari perkembangan dalam arti ‘gangguan’ positif bisa jadi negatif bila salah gunakan. Dengan kemajuan digital kita bisa belajar dari belahan dunia lain, bisa mengakses pengetahuan up to date dari berbagai sumber bahkan menjadi ketertarikan tersendiri bila guru mampu memberikan warna tersendiri dengan pembawaan menyenangkan, akan menjadi seorang yang dirindukan dirumah, juga di sekolah.
 

0 komentar: