Minggu, 28 September 2014

Masalah Keluarga, Di Bawa Hepi!

Yang penting Hepi.... buat mereka bahagia, dalam kebersamaan buat mereka nyaman, terpenting karena mereka butuh suntikan bahagia. Biar saja kita kesulitan, kita mengalami masalah, kita menghadapi persoalan...tapi untik merwka adalah kebahagian. Mereka belum mengerti apa-apa.

Karena mereka hanya mengerti tertawa, menangis ketika penolakan dan kecewa. Bukan karena masalahnya ataupun penyebabnya.

Paling penting dibawa hepi..... Hepi di usia kakak ku Kiki jelang 39tahun, dikarunia seorang putra cerdas bernama Alexander, membawa suka cita, membawa canda tawa, dan kegembiraan.

Love you, sis! Bagian dari kisah kisah hidup kita dibagi dan dinikmati bersama. Terpenting kita selalu dalam suka cita, luka adalah pemicu bahagia, serta pembuktian kita mampu bangkit dari keterpurukan. Bahagia di atas bahagia kita, tanpa derita berkepanjangan.

Sabtu, 27 September 2014

Menjadi Ibu Siaga

Masa anak adalah masa dipenuhi dengan prilaku meniru, eksplorasi, kebohongan, dan rasa ingin tahu yang lebih, adapula prilaku dan tindakan lainnya.

Hari ini kembali dikecohkan dengan anak gadis saya yang berusia 9tahun, kelas 4SDIT. Dia sedang gemar mengikuti bahasa gaul dan eksplorasi perasaannya. Ketakutan saya tiap saat adalah adanya salah pergaulan tetapi saya kurang memantau. Saya selalu berharap dan berdoa tiap kali dia sedang berbuat tidak sewajarnya atau butuh kehadiran saya, dan saya lah yang ada didekatnya. Seperti saat ini teman-teman sekolah dadakan ingin main kerumah, atas introgasi setelah kejadian asisten cowok yang bertugas sebagai jemputan, mengatakan kalo 'mama sudah tahu dan ijinkan'. Di bawanya 3 teman perempuan beriringan yg satu dengan sepeda sedangkan yang lainnya ikut serta dengan kendaraan motor kerumah kami yang jaraknya cukup jauh untuk usianya yang membutuhkan waktu 10menit berkendara motor.

Mereka bukan untuk kerja kelompok tetapi main saja, saya berpikir kenapa orangtuanya membiarkan anak-anakny bermain semaunya tanpa pantauan. Apakah mereka kurang peduli disaat mereka merasa sibuk?...sesibuk-sibuknya saya, pribadi saya ini tanggung jawab orangtua untuk tahu anak sedang apa?bergaul dengan siapa? Dan kemana bila tidak dirumah?

Bagi orang tua pun sudah semestinya memiliki etika bila mengijinkan anaknya berkunjung kerumah teman dengan waktu yang lama, seperti:
1. Menanyakan kepada siswa atau orangtua yang dikunjungi apa benar main kerumahny?
2. Bila benar berkunjung, sampaikan salam atau ucapan terimakasih untuk saling memantau anak.
3. Biasakan agar anak di antar sampai tempat tujuan dan dijemput kembali.
4. Untuk jaga-jaga, anak dibawakan bekal makanan lebih agar anak tidak merasa kelaparan.
5. Perhatikan tujuan anak bermain dan bila untuk tugas sekolah, tanyakan hasilnya. Agar komunikasi dua arah tetap terjalin.

Sudah selayaknya kewajiban kita untuk menjaganya, untuk menghindari penyesalan dikemudian hari. Agar perkembangan usia anak dapat berjalan dengan sewajarnya, karena dasar lah yang menentukan perkembangan nantinya serta membentuk kejiawaannya.

Ini saya sampaikan atas dasar pengetahuan saya belaka, tidak bermaksud merasa paling benar, tetapi jika orangtua yang hanya membiarkan anak begitu saja bermain kerumah teman tanpa ada basa basi, ataupun tidak adanya perhatian kepada anak seperti yang mengantarkan sampai dengan menjemputnya dari mereka sendiri, tetapi justru pihak yang dikunjungi direpotkan juga sampai meski antar dan jemput, tanpa ada ucapan apapun pastinya manusiawi saya merasa tidak nyaman, dan meski di ambil tindakan dengan teguran buat kebaikan.

Semoga kita dijauhkan dari prilaku menyusahkan orang lain, agar semakin berkurang prilaku menelantarkan anak ketika mereka butuh kehadiran ayah atau ibu, ataupun keluarga terdekat lainnya.

Ukir hatiku

"Besok aku pergi haji, ma!"...semangat Miki kemaren sampaikan ke saya.... suaranya selalu bersemangat bila mengutarakan sesuatu, paras wajahny pun menenangkan saya, tiap kali saya pulang kerja dia lah yang tercepat menyambut saya.

Anak ini bagi saya adalah pelipur lara, dia terlahir memang untuk menenangkan kami, meneduhkan! Ingat kala itu, kami dalam puncak emosi, lupa diri.... miki terbangun ditengah malam, dia hanya duduk dan menendengarkan.... disela pertikaian, dia terucap teduh: "mama jangan nangis! Wajah saya perpaling memandangnya, ternyata dia memandang saya sendu dengan linangan air mata, berlanjut: "mama...papa...sudah!".... tidak tertahan apapun saya peluk erat dia, jadikan kami sadar akan kebesaran cinta bukan untuk saling mempersalahkan.

Seperti halnya hari ini, Saptu ini manasik di adakan di sekolah SDIT, Kak Lani dan Miki berangkat dengan berkendara motor bersama saya. "Mah, salah parkir, bukan disini!" Lani sedang tumbuh menjadi anak perempuan yang jutek dan argumen, beberapa bilan belakangan bahasa dan sikapnya terdengar kurang sopan, sering kali membuat saya kesal. Mungkin inilah prosea timbuh kembangnya, yang mengajarkan saya agar lebih bersabar. Miki hanya terdiam asik santai ikuti arahan saya. Meski Lani saya tegur, tetap saja dia ingin berdekatan dengan saya, dwngan wajah merasa bersalah.

Perjalanan Eskul mereka buat saya membawa ketenangan, mengajarkan sikap dan akhlak mulia, dosa-dosa saya pupus karenanya, karenanya saya lebih belajar bersabar. Karena mereka saya menjadi lebih baik dalam bersikap, karena mereka jua saya bisa sangat berarti. Karena mereka bekal saya menjadi ibu.... Ibu yang akan terukir namanya di hati mereka

Senin, 15 September 2014

Donat Ajaib

Pagi ini emily begitu ceria, sambutan sinar mentari yang masuk kejendela kamarnya menyinari senyumnya. "Mah, mah.... dimana?". Paginya selalu mengucap panggil mama yang sudah lebih dulu beranjak bangun menyiapkan pagi untuk Emily dan kakaknya. "Mama didapur, nak!" Karena Emily tak kunjung menghampiri, bergegas mama menghampiri Emily.

Sambutam senyum mama selalu ditunggunya, pelukan dan sentuhan hidung mama selalu menyambut pagi Emily. "Aku sayang mama", Emily sambut dengan ciuman di pipi mama, "love you, nak!  Mandi, yuk... kita kesekolah", ajak mama.

"Seeperti biasa dia selalu membawa tas dipunggungnya. Tas dibawanya kemana-mana, seperti Doraemon yang punya kantong ajaib.

Sabtu, 13 September 2014

Menabung Ilmu Disiplin

Anak-anak umumnya mencontoh dan mengikuti aturan yang diterapkan. Satu hal yang membuat saya selalu terdorong untuk buat anak-anak memiliki kegiatan diluar sekolah, adalah agar disiplin mereka terbentuk. Dari kegiatan tambahan mereka jadi bertambah fokus. Contoh Lanika, sejak awal saya memiliki ketakutan bila kegiatan yang saya berikan menjadi beban buatnya. Bukan ambisi pribadi semata, atau memiliki uang berlebih dari Intra (kegiatan eskul diluar sekolah)byang kami sepakati buatnya. 

Pribadi saya lebih menekankan agar rasa percaya dirinya meningkat, dan saya yakini ini mempengaruhi perkembangan otaknya. Dengan otak kanannya yang menyimbangkan otak kirinya memainkan musik. Beberapa kali saya juga membaca buku referensi untuk meningkatkan perkembangan anak sejak dini, satu diantaranya dengan menyukai kegiatan seni. Bila kita menanamkan keyakinan kepadanya, saya yakin anak pun memiliki pertumbuhan baik.
Sebagai seoranf ibu, saya juga bagian dari ibu yang tidak sempurna dalam mendidik anak, tetapi alhamdulillah 4 tahun berjalan perkembangan permainan Piano Lanika semakin baik, terlebih dia memiliki rasa percaya dirinya bertambah. 

Kegiatan lainnya Lani juga ikut sekolah TPA Islam, bekalnya dia kelak untuk masa perkembangannya, karena ilmu ilmu dunia tanpa agama tidak akan berkah.
Bersyukurnya prestasi Lanika disekolah mulai diperhitungan dan menjadi bagian dari Bintang sekolah, saya yakin ini karena disiplin yang meski dibentuk dari sejak dini buat bekal mereka nanti.

Kamis, 11 September 2014

Menjadi Mama bukan Pilihan

"Saya hanya 'killing time' bersama anak-anak"....

Kalimat ini saya pinjam dari seorang ibu murid sekolah yang saat ini baginya adalah pilihan berat untuk menjadi ibu rumah tangga penuh 24 jam.

Saya paham, dan berusaha kembali memahami dengan kondisinya saat ini, secara dari kasat mata memiliki keluarga berkecukupan, tetapi lebih memilih bekerja dan berkarir, meninggalkan buah hati untuk bekerja dari larut pagi hingga larut malam.

Si bunda lebih memilih bekerja ketimbang mengurus anaknya, karena kembali dia berpikir, "saya sudah lahirkan, pembantu ada, ayah dan ibu pun ada yang mengawasi, jadi "saya kembali bekerja". Bahasa lain yang disampaikan adalah "saya lebih pandai bekerja dibanding mengurus buah hati, karir saya sangat dan jauh lebih penting dibanding belasan jam bersama mereka".

Tetapi, dikala di antara pilihan menjadi ibu pekerja atau penuh IRT dalam keadaan ataupun situasi serba terdesak, mama pun harus putuskan anak adalah segalanya. Meski ada tangisan teriak, emosi memuncak, tetapi menjadi "mama bukanlah pilihan, tetapi takdir yang harus dijalani karena sudah dititipkan kepada tangan hangat bunda yang akan membesarkan mereka.

Saya berusaha pahami kesedihan perempuan pekerja ketika dipojokan, ketika diantara pilihan, ketika dipersalahankan dan merasa bersalah.

Tetapi sekali lagi mama bukanlah pilihan tetapi takdir yang meski dijalankan dengan ke iklasan menjadi ibu yang kelak melahirkan anak berprestasi dalam bidangnya, dan anak-anak sholeh dan sholeha.

Saya pun kembali berusaha selalu menyadarkan diri, karena ibu adalah tiang, ibu adalah air susu yang memberikan jaminan bathin ketenangan dan kasih serta sayang buat buah hati yang dibesarkan untuk menjadi anak hebat.

Maka dengan doa dan usaha karena ibu lah ayah paham arti cinta kasih dengan belaian cinta sikap dan usaha dari Ibu terdahulunya.

Ngak Mudah, Lani!

Lani... ngak mudah memahami mu nak!

Dan ngak mudah pula mama sabar dihadapanmu.... banyak kejadian yang buat kita selalu berseteru, buat suara mama naik sampai tinggi, buat tangan mama tidak diam, buat airmata mama mengalir..... terlebih juga kamu! Lani!....

Tidak mudah mama membesarkanmu, nak!.... ada emosi mama bersama perjalananmu, naik!... ada ambisi mama juga terbentuk bersama langkahmu....

Kondisimu buat mama semakin mengenali diri mama, prosezmu buat mama semakin tahu watak mama... terlebih pembentukan prosesmu ada andil mama b3gitu besar. Andil mama yang buat kamu menangis, sedih.

Tangan mama buat kamu terluka, hati mama buat kamu berubah. Tapi dibalik ini s3mua.... kamu selalu ingin dekat mama, apa-apa mama!... sampai seusia segini pun masih minta disuapin mama....

Lanika, semoga kamu bisa pahami emosi mama, moga kamu tidak benci mama...

Mama kesal kembali hari ini, karena kamu kembali mengulangi sikap yang sama, kamu lupa! Kamu buat mama panik lagi, kesal lagi, capek lagi!

Asik main, asik dengar teman, asik memikirkan negatifnya tingkah teman.... bukan mestinya kamu pikirkan sikapmu, tugasmu, waktumu....

Berantakan kembali, mama lagi yg repot.....

Lani.... mama cuma mau kamu disiplin waktu, dari sekarang.... buat nanti!